Perusahaan yang akan melakukan kebijakan dividen
hendaknya mempertimbangkan berbagai faktor yang ada sehingga tidak merugikan
pihak manapun.
Kebijakan
deviden pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa Faktor, antara lain :
·
Undang-undang
Undang-undang
menetapkan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan
maupun laba tahun lalu yang ada di pos “laba ditahan” di neraca. Peraturan pemerintah
menekankan tiga hal :
·
Peraturan laba
bersih. Menyatakan bahwa dividen dapat dibayar dari laba saat ini atau tahun
lalu.
Larangan pengurangan modal, melindungi
pemberi kredit karena adanya larangan untuk membayar dividen dengan mengurangi
modal (membayar dividen dengan modal akan berarti membagi modal suatu
perusahaan bukan membagikan laba).
Peraturan kepailitan, menyatakan bahwa
perusahaan tidak dapat membayar dividen pada saat pailit.( kepailitan terjadi
karena kewajiban lebih besar daripada aktiva, membayar dividen pada saat ini
akan berarti memberi dana kepada pemegang saham yang sebenarnya milik pemberi
kedit).
·
Posisi Likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk
aktiva yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha. Laba ditahan tahun-tahun lalu
sudah diinvestasikan dalam bentuk aktiva dan tidak disimpan dalam bentuk kas.
Jadi meskipun suatu perusahaan mempunyai catatan mengenai laba, perusahaan
mungkin tidak dapat membayar tunai dividen karena posisi likuiditasnya.
·
Pembatasan dalam
Perjanjian Hutang
Perjanjian hutang, khususnya apabila merupakan
hutang jangka panjang seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen tunai. Larangan dibuat untuk melindungi kedudukan pemberi pinjaman,
biasa menyatakan bahwa:
Ø Dividen di masa datang hanya dapat dibayar
dari laba yang diperoleh sesudah penandatanganan perjanjian hutang, jadi
dividen tidak dapat dibayarkan dari laba ditahan tahun-tahun lalu.
Ø Dividen tidak dapat dibayarkan apabila modal
bersih berada di bawah suatu jumlah yang telah ditentukan.
·
Tingkat Ekspansi
Aktiva
Semakin cepat sebuah perusahaan berkembang, semakin
besar kebutuhan untuk membiayai ekspansinya aktivanya. Bila kebutuhan dana di
masa depan semakin besar perusahaan akan cenderung untuk menahan laba daripada
membayarkannya. Apabila perusahaan mencari dana luar, maka sumbernya adalah
pemegang saham saat itu yang mengetahui keadaan perusahaan. Tetapi jika laba
dibayarkan sebagai dividen dan terkena pajak penghasilan pribadi yang tinggi,
maka hanya sebagian saja yang tersisa untuk reinvestasi.
·
Tingkat Laba dan
Stabilitas Laba
Tingkat hasil pemgembalian yang diharapkan akan
menentukan pilihan relatif untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen
kepada pemegang saham atau menggunakannya di perusahaan. Suatu perusahaan yang
mempunyai laba stabil seringkali dapat memperkirakan berapa besar laba di masa
yang akan datang. Perusahaan seperti ini biasanya cenderung membayarkan laba
dengan persentase yang lebih tinggi.
·
Akses ke Pasar
Modal
Suatu perusahaan yang besar dan telah berjalan baik,
mempunyai catatan profitabilitas dan stabilitas akan mempunyai akses yang mudah
ke pasar modal dan mempunyai bentuk lain dari pendanaan. Perusahaan yang sudah
mapan akan memberi tingkat pembayaran dividen yang lebih tinggi.
·
Pajak atas Laba
yang Diakumulasikan secara Salah
Untuk mencegah pemegang saham hanya menggunakan
perusahaan sebagai suatu “perusahaan penyimpan uang” yang dapat digunakan untuk
menghindari tarif penghasilan pribadi yang tinggi, peraturan perpajakan
perusahaan menentukan suatu pajak tambahan khusus terhadpa penghasilan yang
diakumulasikan secara tidak benar.
Kendala-kendala
Pembagian Dividen
a.
Kontrak utang. Biasanya membatasi pembagian dividen dari laba yang dihasilkan
setelah pinjaman diberikan. Kontrak utang juga seringkali mengisyaratkan bahwa
tidak ada dividen yang dapat dibagikan kecuali kalau rasio lancar, rasio
kemampuan membayar bunga, dan rasio-rasio pengaman lain melebihi batas minimum
yang ditetapakan.
b. Pembatasan saham preferen. Biasanya, dividen
saham biasa tidak dapat dibayarkan jika perusahaan belum mambayarkan dividen
untuk saham peferennya. Dividen saham preferen yang tertunggak harus dilunasi
sebelum dividen saham biasa dibayarkan.
c. Ketidakcukupan laba. Pembayaran dividen tidak
boleh melebihi “laba yang ditahan” pada pos neraca.
d.
Ketersediaan kas. Dividen tunai dapat dibagikan hanya dengan uang kas. Jadi,
kekurangan kas di bank dapat membatasi pembagian dividen. Akan tetapi, hal itu
bias diatasi apabila perusahaan memperoleh pinjaman.
e. Denda pajak atas penahanan laba yang tidak
wajar. Untuk mencegah agar orang kaya tiak menggunakan perusahaan untuk
menghindari pajak pribadi, peraturan pajak membuat ketentuan khusus mengenai
penimbunan penghasilan yang tidak wajar. Jadi, apabila direktorat pajak dapat
menunjukan bahwa rasio pembayaran dividen perusahaan sengaja dibuat rendah
untuk menolong para pemegang saham menghindari pajak pribadi, perusahaan
tersebut akan dikenakan denda yang berat.
KEPUTUSAN
KEBIJAKAN DIVIDEN
Alasan mendasar untuk keputusan dividen yang diambil
bersama adalah ketidaksamaan informasi, yang mempengaruhi tindakan-tindakan
menejemen dengan dua cara :
Secara umum, manajer tidak ingin
menerbitkan saham biasa yang baru. Pertama, saham baru melibatkan biaya
penerbitan, yaitu komisi, fee, dan biaya-biaya tersebut dapat dihindari dengan
menggunakan laba ditahan untuk membiayai kebutuhan likuiditas perusahaan.
Ketidaksamaan informasi mengakibatkan investor memandang emisi baru saham biasa
sebagai isyarat negative sehingga menurunkan pengharapan investor mengenai
prospek perusahaan di masa depan. Manajer lebih menyukai menggunakan laba
ditahan sebagai sumber utama ekuitas baru.
Perubahan dividen memberikan isyarat
tentang keyakinan manajer dan juga prospek perusahaan di masa depan. Jadi,
pengurangan dividen umumnya mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap
harga saham perusahaan. Sehingga manajer menetapkan dividen tunai lebih rendah
agar memperkecil kemungkinan dividen harus dikurangi di masa depan.
Secara umum, perusahaan dengan peluang investasi
yang unggul sebaiknya menetapkan rasio pembayaran yang lebih rendah, yang
berarti menahan lebih banyak laba, daripada perusahaan dengan peluang investasi
yang lemah. Tingkat ketidakpastian juga mempengaruhi keputusan. Jika ada
ketidakpastian yang besar dalam ramalan arus kas bebas (free cash flow), yang didefinisikan
disini sebagai arus kas operasi perusahaan dikurangi investasi ekuitas yang
diwajibkan, maka yang terbaik adalah bersikap konservatif dan menetapkan
dividen tunai di masa berjalan yang rendah.
Saya Ibu Queen Daniel, A pemberi pinjaman uang, saya meminjamkan uang kepada indaividu atau perusahaan yang ingin mendirikan sebuah bisnis yang menguntungkan, yang menjadi periode utang lama dan ingin membayar. Kami memberikan segala jenis pinjaman Anda dapat pernah memikirkan, Kami adalah ke kedua pinjaman pribadi dan Pemerintah, dengan tingkat suku bunga kredit yang terjangkau sangat. Hubungi kami sekarang dengan alamat email panas kami: (queendanielloanfirm@gmail.com) atau (queendanielloanfirm@yahoo.com) Kebahagiaan Anda adalah perhatian kami.
BalasHapus